Webinar di Lobar, Pentingnya Generasi Z Paham Budaya Digital
Lombok Barat ,Poskota-Nasional
Generasi Z perlu meningkatkan pemahaman terhadap budaya digital. Ini penting, utamanya untuk menghindarkan penduduk kelahiran 1997-2010 itu dari perilaku buruk di dunia maya. Di antaranya, cyberbullying, penipuan hingga ujaran kebencian.
”Pemahaman Gen Z terhadap budaya digital dapat dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya, puasa bermedia sosial, menavigasi diri dari pengaruh negatif, dan melakukan imunisasi digital,” ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mataram-Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhajidin.
Muhajidin menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber pada kegiatan webinar literasi digital ”Indonesia Makin Cakap Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI untuk komunitas digital di wilayah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) – NTB, Sabtu (11/3).
Muhajidin mengingatkan, keseharian Gen Z memang tak bisa lepas dari gawai dan tumbuh berkembang bersama teknologi. Saat ini, berbagai kebutuhan Gen Z bisa terpenuhi dengan adanya gawai yang selalu melekat. ”Gen Z bisa menghabiskan 25 jam per minggu untuk mengakses segala macam informasi dan hiburan yang mereka sukai,” tutur Muhajidin.
Urgensi meningkatkan pemahaman terhadap budaya digital, juga tidak lepas dari fakta bahwa pengguna digital kini didominasi oleh Gen Z. Mengutip data Kemenkominfo, populasi pengguna internet Gen Z telah menyentuh angka 74,93 juta (27,94 persen).
”Tingginya durasi dan populasi tersebut, secara tidak langsung akan memengaruhi pola interaksi sosial pada Gen Z, yang cenderung tertarik dengan dunia maya ketimbang interaksi pada dunia nyata,” jelas Muhajidin dalam webinar yang mengusung tema ”Pendidikan Karakter Gen Z di Era Digital”.
Webinar #MakinCakapDigital, seperti yang digelar di Lobar, merupakan bagian dari program nasional Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2023, yang kick off-nya dilaksanakan pada 27 Januari lalu. Program Kemenkominfo yang antara lain berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Tahun ini, IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Setiap kegiatan literasi digital – yang kali ini diselenggarakan di 10 wilayah kegiatan dari Sumatera hingga Papua – selalu membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.
Selain meningkatkan pemahaman terhadap budaya digital, pendidikan karakter Gen Z juga perlu memerhatikan faktor etika dalam bermedia sosial.
“Pemahaman dan implementasi terhadap etika bermedia sosial penting untuk membangun ekosistem yang harmonis dalam kehidupan dunia digital,” ujar narasumber lain, Kepala Balai Teknologi Informasi dan Data Pendidikan Dikbud NTB, Agus Siswoaji Utomo.
Menurut Agus Siswoaji, interaksi sosial melalui dunia digital telah memiliki standar baru. Yakni, penggunanya wajib memahami etika dalam bermedia digital. ”Dunia digital memungkinkan kita bertemu banyak orang dari berbagai macam latar belakang. Karena itu, etika perlu dikedepankan,” jelas Agus dalam webinar yang dimoderatori Sintia Dewi dan menghadirkan influencer Tenny Clemenstine sebagai key opinion leader.
Menutup paparannya, Agus Siswoaji menambahkan, Gen Z juga memerlukan pendidikan karakter yang baik di dunia digital. Hal itu dapat dimulai dengan mengimplementasikan etika dalam bermedia digital. Antara lain dengan mengedepankan kebajikan, integritas, kesadaran, dan tanggung jawab.