Diduga Perusahaan Integrator Lakukan Predatory Princing Ayam Hidup Menyingkirkan Pesaingnya Melalui Harga Input Sapronak Yang Tinggi

Bagikan

Jakarta,Poskota-Nasional

Bertempat di Patung Kuda Monas,KPUN (Komunitas Peternak Unggas Nasional) yang dipimpin langsung Alvino Antonio melakukan Orasi & aksi demo dan bagi-bagi kan ayam kejalan raya Monas sekitarnya yang melewati daerah wisata Monas ,Jakarta Pusat,Kamis 12/10/23.

Dalam Orasi Antonio ,mengatakan puluhan tahun peternak ayam mandiri selalu ditindas tanpa diperdulikan nasibnya, diduga perusahaan integrator lakukan Predatory pricing ayam hidup untuk menyingkirkan pesaingnya melalaui harga input sapronak (sarana produksi ternak) yang tinggi dan selalu mengalami kenaikan yang tidak di imbangi dengan harga jual ayam hidup (Life Birds) dikandang.

“sehingga peternak mandiri selalu mengalami kerugian dalam berproduksi,” demikian kata Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN), Alvino Antonio.

Alvino mengungkapkan, tidak memiliki data yang valid mengenai kebutuhan dan konsumsi (Suply demand) ayam broiler di Indonesia. Hal ini mengakibatkan supply and demand tidak dapat diproyeksikan secara tepat. Sehingga, di pasaran ketersediaan ayam selalu berlebihan (over supply).

Dia tambahkan, Ketiadaan data yang valid ini kemudian digunakan oleh perusahaan-perusahaan integrator untuk menguasai pasar dari hulu ke hilir yang berdampak secara langsung terhadap operasional dan kehidupan peternak mandiri dan peternak rakyat.

“Situasi ini Predatory pricing perusahaan integrator menjual ayam hidup kepasar becek/tradisional Rp. 19.000 – 20.000 per kg dibawah biaya pokok produksi peternak mandiri yaitu Rp. 21.000 – 22.000 per kg (berat ayam hidup 1,6 – 1,8 kg) yang mengakibatkan harga jual ayam hidup di pasaran selalu turun dibawah HPP peternak mandiri, dimana input sapronak lebih tinggi daripada harga jual ayam hidup di kandang,” sebut Alvino.

“Daripada terus menerus merugi kami berinisiatif melakukan membagi-bagi ayam hidup (Life Birds) kepada masyarakat sambil kami memohon keadilan kepada pemangku kebijakan,” imbuh Alvino.

Menimpali Alvino, Korlap (Harry Widyantoro) mengungkapkan, bahwa pada saat peternak mandiri panen justru harga ayam hidup selalu dirusak oleh para integrator ayam hidup (Life Birds) yang menjual dibawah Harga Pokok Produksi peternak mandiri

“Sehingga selalu saja peternak mandiri menjadi korban, tetapi anehnya para Feedmill dan breeder justru dapat menciptakan pelaku baru untuk bermitra dengan iming-iming bahwa berproduksi ayam pedaging menciptakan peluang serta keuntungan luar biasa padahal justru menjerumuskan investor kepada kebangkrutan dan bahkan ada beberapa peternak mandiri yang bunuh diri karena jeratan hutang,” tambah Korlap Harry Widyantoro,kepada Poskota- Nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *