Marsda Farid Hidayat ( Purn) H .ST M.Tr ( Han): Harus Diakui Tehnologi Militer Kita Maju Pesat, Mengalami Kemajuan Yang Sangat Pesat

Bagikan

Jakarta , Poskota Nasional

Marsekal Muda ( Purn) Farid Hidayat H.S.T , M.Tr ( Han) sebagai Direktur PT Zee Aerokom Tehnologi ikut serta  hadir dalam ajang pameran pertahanan terbesar di Asia Tenggara, Indo Defence Expo & Forum 2025, dalam pelaksanaannya di Hall B  JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (13/06/2025).

Pameran yang secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada 11 Juni lalu, mengusung tema “Defence Partnerships for Global Peace & Stability”. Tema ini mencerminkan semangat kerja sama internasional dan kolaborasi inovatif dalam membangun sistem pertahanan global yang kokoh dan berkelanjutan.
Indo Defence 2025 , menjadi ajang strategis yang mempertemukan industri pertahanan dalam negeri dan luar negeri, akademisi, pemangku kebijakan, serta generasi muda Indonesia dalam satu forum teknologi dan inovasi pertahanan.

Acara ini juga menjadi panggung untuk menampilkan berbagai pencapaian teknologi militer terkini, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan pertahanan global.

Mereka menyimak langsung beragam produk dan teknologi strategis yang ditampilkan, baik dari mitra dalam negeri maupun luar negeri.

Kehadiran para petinggi TNI AU di Indo Defence 2025 ini menunjukkan komitmen kuat untuk terus mendukung transformasi pertahanan udara nasional berbasis teknologi tinggi dan kemitraan global, demi menjaga kedaulatan dan stabilitas Indonesia di tengah tantangan geopolitik yang dinamis.

Marsda TNI (Purn.) Farrid Hidayat H S.T M. Tr ( Han): Harus diakui Teknologi Militer Kita Maju Pesat. Bicara teknologi militer, TNI khususnya matra udara atau TNI AU mengalami kemajuan cukup pesat. Namun dalam perspektif dunia, ini peluangnya cukup besar terutama kalau kita terus melakukan riset dan penelitian berkesinambungan.

Demikian kata , Marsda TNI ( Purn.) Farrid Hidayat H S.T., M.Tr.( Han). Saat ditemui oleh rekan media. nasional  di Indo Defence, di JiExpo PRJ Jakarta, Rabu (11/6/2025).

Farid , mengatakan Kalau terjadi otorisasi dengan militer maka publik menilai tidak terlalu aneh karena hal ini sudah menjadi suatu keniscayaan. Kekuatan militer kita harus terus mengikuti kemajuan teknologi.

“Sebagai orang yang sudah Purna tugas dari TNI AU, melihat domainnya disini, menurut pribadi saya, itu adalah lebih pada kesiapan dunia teknologi militer berhadapan dengan perkembangan global, karena global sudah sedemikian majunya, sehingga kalau TNI atau dunia militer kita terlalu terkekang teknologinya seperti era kemerdekaan dulu dimana semangatnya oke tapi teknologinya juga harus mengglobal,” ujar nya .

Farid , mengatakan Menilai kemampuan teknologi militer kita tentu harus ada tolok ukurannya dan bagi militer kita, peluang teknologi kita berkembang cukup besar sekali terutama kalau kita mau riset and development, tuturnya.

“Kalau Atensi pengembangan di militer, saya kira bisa karena kalau soal teknologi militer masalah dana saya kira jangan menjadi kendala utama, sebab jika dibutuhkan nanti pasti diupayakan,” ujarnya.

“Soal sampai sejauh mana kemajuan dan kekurangan militer kita saya tidak dalam posisi menjawab. No comment,” ujarnya

Farid , mengakui bahwa jika dibandingkan pada saat jaman saya masih aktif di TNI dulu dengan sekarang, Farid , mengatakan TNI sudah mengalami kemajuan pesat sekali. Sehingga tolok ukur penilaiannya, jika TNI ukurannya tentu saya katakan berkembang jauh dan maju pesat sekali .

Tapi kalau ukurannya dunia, seperti saya katakan tadi lebih melihat pada peluang teknologi sangat memungkinkan kalau TNI akan maju lagi.

Farid Hidayat , mengatakan doktrin negara dan TNI kekuatan berimbang sebab kalau kita bicara teknologi kita harus maping, ancaman bagaimana, negara di sekitar kita bagaimana kalau bahasa Lemhannas kita harus bicara geostrategi dan geopolitik sehingga kita bisa mengembangkan geopolitik bagaimana dan geostrategi bagaimana, inilah pendapat pribadi dan pengalaman saya.

“ lebih lanjut Farid , mengatakan teknologi militer kita sudah maju. Begini teknologi militer itu semakin ada perang, teknologi militer semakin loncat .

Sementara di Indonesia itu bisa dikatakan perang itu tidak ada. Ini artinya terjadinya perang itu harus lewat keputusan negara. Indonesia sekarang tidak ada perang, jadi mungkin tidak harus segera mengakselarasi sebagaimana negara- negara yang berpotensi konflik tapi juga jangan sampai terjadi perang, teknologi yang kita miliki tidak sanggup mengimbanginya,” tambah Farrid Hidayat H, S.T., M.Tr, (Han) kepada Poskota Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *