Dr. Ing. Ridho Rahmadi Hadir Sebagai Pembicara Acara  Seminar AI  Bersama INTI Dengan BRIN

Bagikan

Jakarta ,Poskota Nasional

Bertempat di Hal A 2  Pameran International Expo Jiexpo Kemayoran berlangsung Pameran INARI Expo bekerjasama dengan BRIN & INTI Dengan acara Seminar pembicara Dr Ing Ridho Rahmadi membicarakan AI dan R & D di Indonesia , hadir Direktur Solehan direktur industri permesinan dan alat mesin pertanian dan hadir Hendri Bunardy dari INTI , kamis 30/10/2025 .

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama PT INTI Indonesia Makmur menghadirkan pameran riset dan inovasi terbesar di Asia Tenggara ( INARI Expo 2025) yang digelar pada 28 – 30 Oktober 2025.

Dengan mengusung tema “Unlocking Innovation, Empowering the Future with AI”, INARI Expo 2025 menandai langkah penting BRIN dalam memperkuat peran kecerdasan artifisial (AI) sebagai motor penggerak hilirisasi riset dan inovasi nasional, serta memperluas jejaring kolaborasi lintas sektor antara sains, industri, dan masyarakat.

Direktur INTI, Hendri Bunardy, selaku Event Organizer menilai keterlibatan BRIN dalam INARI Expo 2025 sebagai langkah nyata mempertemukan dunia riset dan industri.

“Sejak awal, kami melihat BRIN tidak hanya hadir secara simbolik, tetapi benar-benar membawa substansi. Ini kolaborasi yang konkret karena industri bisa langsung menjajaki potensi riset untuk kebutuhan komersial,” tutur Hendri.

Hendry, penggabungan pameran Indonesia Technology and Innovation dengan INARI Expo memperluas ruang sinergi lintas sektor.

Dan punya kompetensi terutama di Kementerian itu sebagai pembuat kebijakan kemudian dari dunia akademik. Harapan dengan FGD ini bisa ada tindak lanjut( folow up) kebetulan Kementerian punya Indonesia Manufacturing Center (IMC) yang berlokasi di Purwakarta dan lama- lama kita bentuk juga, kita dari Politeknik diharapkan nanti kita bisa bantu talen dan sebagainya. Perkembangan AI dan permesinan di Indonesia yang selama kita ikuti masih membeli produk dan terkadang membeli produk tersebut sudah barang jadi masih secara utuh sehingga kita tidak bisa mengembangkan atau sudah dikunci begitu kira- kira.

Oleh karena itu kita harus punya semangat untuk membangun dari awal

Lebih lanjut Dr Ing Ridho , mengatakan Memang TKDN kita 40 persen yang sudah diturunkan sedikit padahal seharusnya TKDN kita bisa lebih dari itu menuju TKDN lebih tinggi jadi 50 persen syukur syukur bisa mencapai 60 persen. Karena terkait masalah produk komponen industri Indonesia masih belum bisa seperti produk semi konduktor dan lainnya tapi seharusnya kita sudah bisa menguasai itu.

Sehingga menurut saya pemanfaatan AI untuk industri di Indonesia belum terlalu banyak kota mesti harus banyak mengejar.

Kita sebagai lembaga pendidikan vocasi memang tujuannya menghasilkan produk dan sesungguhnya untuk segera menjawab pertanyaan peran dunia pendidikan saat ini.

Sehingga banyak produk – produk AI, teknologi karya kita sendiri sekaligus untuk menyelesaikan permasalahan kita sendiri.

Kita tidak sekadar melakukan alih teknologi tapi kita membangun pusat talen, pusat AI, pusat bisnis dan Riset dan Pengembangan ( R& D), serta pusat komputasi. Lima pusat ini juga yang perlu segera dikejar oleh bangsa kita untuk mempercepat kemajuan industri masa depan, tambah Dr Ridho Permadi kepada Poskota Nasional .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *